BAB I
PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang
Tujuan
bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD alinea 4 adalah
untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umun dan mencerdaskan kehidupan bangsa, untuk
mencapai tujuan tersebut diselenggarakan program pembangunan nasional secara
berkelanjutan, terencana dan terarah. Pembangunan kesehatan merupakan bagian
integral dan terpenting dari pembangunan nasional (Depkes RI,2004 : 1).
Kesehatan merupakan hak
asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai
dengan cita-cita bangsa indonesia sebagaimana dimaksud dalam pancasila dan
pembukaan undang-undang dasar negara republik indonesia tahun 1945. Oleh karena
itu, setiap kegiatan dan upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif,
partisipatif, perlindungan, dan berkelanjutan yang sangat penting artinya bagi
pembentukan sumber daya manusia indonesia, peningkatan ketahanan dan daya saing
bangsa, serta pembangunan nasional (Kemenkes RI, 2010: 88-89).
Upaya
kesehatan bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan
oleh pemerintah dan atau masyarakat. Upaya kesehatan ini dilakukan oleh
individu, kelompok, masyarakat, lembaga pemerintahan, ataupun swadaya masyarakat (LSM). Upaya mewujudkan kesehatan
tersebut dapat dilihat dari dua aspek, yakni 1)pemeliharaan kesehatan, yang
mencakup dua aspek, yakni kuratif dan rehabilitative; 2) peningkatan kesehatan,
yang mencakup 2 aspek, yakni preventif dan promotif (Notoatmodjo, 2003 : 5).Salah satu upaya kesehatan dapat dilakukan
dengan memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Untuk meningkatkan
derajat kesehatan tersebut dapat dalam bentuk peningkatan kesehatan gigi,
pencegahan penyakit gigi, pengobatan penyakit gigi, dan pemulihan kesehatan
gigi oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat yang dilakukan secara
terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan (Tunggal, 2010).
Gigi
tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk mengunyah, menggigit dan melembutkan
makanan sebelum masuk dalam organ-organ pencernaan, tapi juga berperan dalam
menpengaruhi kecantikan seseorang. Wajah yang cantik tapi gigi rusak dan tidak
terawat, berwarna kuning, ompong atau berlubang secara otomatis akan menurunkan
nilai kecantikan seseorang, oleh karena itu sangat perlu untuk menjaga
kebersihan dan kesehatan gigi (Wirakusumah, 2007 : 16).
Salah satu upaya kesehatan dapat
dilakukan dengan memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan
untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Untuk
meningkatkan derajat kesehatan tersebut dapat dalam bentuk peningkatan
kesehatan gigi, pencegahan penyakit gigi, pengobatan penyakit gigi, dan
pemulihan kesehatan gigi oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat
yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan (Tunggal,
2010).
Karies gigi merupakan masalah utama
dari penyakit gigi dan mulut di beberapa daerah karena data
menunjukkan prevalensi dan derajat
karies yang tinggi (www. wordpress.com).
Pada
manusia modern yang hidup dalam masyrakat industri yang sudah maju, karies
merupakan hal yang sudah biasa, tetapi frekuensi karies berbeda di tiap negeri
dan di anatara individu di dalam negeri itu sendiri. Prevalensi karies pada
anak-anak di negara berkembang kini meningkat dengan cepat. Tetapi, dalam 15
tahun terakhir ini, survey pada anak sekolah negara maju menujukkan adanya
penurunan prevalensi karies sampai 50%. Penelitian tersebut memperlihatkan
bahwa sekarang ini dijumpai lebih banyak individu yang bebas karies, lebih
sedikit permukaan giginya yang terkena karies.(edwina.2012)
Di Indonesia, laporan penelitian
mengenai prevalensi kerusakan gigi masih langka, walaupun observasi lapangan
menunjukkan cukup banyak dijumpai karies rampan Padahal penelitian demikian
sesungguhnya diperlukan sebagai indikator untuk menilai keadaan kesehatan gigi
dan keberhasilan upaya kesehatan gigi. (www. wordpress.com).
Karies
adalah hasil interaksi dari bakteri di permukaan gigi, plak atau biofilm, dan
diet (khususnya komponen karbohidrat yang dapat difermentasikan oleh bakteri
plak menjadi asam, terutama asam latat dan asetat) sehingga terjadi
demineralisasi jaringan keras gigi dan memerlukan cukup waktu untuk
kejadiannya.(Megananda:2012)
Berdasarkan
SKRT 2004 karies merupakan masalah dalam
kesehatan gigi dan mulut di Indonesia dengan prevalensi 90,05%.9 Berdasarkan
Hasil survey kesehatan rumah tangga(SKRT) pada tahun 2011 departemen kesehatan
RI menunjukkan bahwa penyakit gigi dan
mulut dan penyakit periodontal merupakan masalah yang cukup tinggi (60%) yang
dikeluhkan oleh masyarakat. Terdapat 76,8%
anak Indonesia pada kelompok umur 12 tahun (kira-kira 8 dari 10 anak)
mengalami gigi berlubang.10 (www.ui.ac.id).
Sedangkan hasil Survei Kesehatan gigi yang dilakukan Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Baiturrahmah tahun 2012, sekitar 70 persen anak usia sekolah dasar
di Kota Padang mengalami gangguan gigi berlubang.
Perilaku
yang terbentuk dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal (usia, jenis
kelamin, tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan, dan sikap) dan faktor
eksternal (budaya, nilai sosial, dan nilai politik). Faktor internal sering
disebut sebagai karakteristik personal. Hal ini membuktikan bahwa karakteristik seseorang sangat berpengaruh terhadap sehat
sakitnya seseorang (Notoatmodjo, 2003).
Dari
analisa ini peneliti tertarik untuk melihat gambaran karakteristik pasien
berdasarkan jenis kelamin, umur, pola makan, dan oral hygiene dengan prevelensi
karies gigi di Puskesmas pauh kambar pada bulan februari 2015.
II.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka dapat diambil suatu rumusan masalah yaitu ” Gambaran
karakteristik (usia,jenis kelamin,pola makan, oral hygiene) pasien dengan
prevalensi karies gigi di Puskesmas pauh kambar pada bulan februari 2015”
III.
Tujuan
penelitian
A.
Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran
karakteristik (usia, jenis kelamin, pola makan) pasien dengan prevalensi karies
gigi di Puskesmas Pauh Kambar pada Bulan Februari 2015
B. Tujuan
Khusus
1. Untuk mengetahui gambaran
karakteristik pasien berdasarkan umur dengan prevalensi karies gigi di
Puskesmas Pauh Kambar pada Bulan Februari 2015
2. Untuk mengetahui gambaran
karakteristik pasien berdasarkan jenis kelamin dengan prevalensi karies gigi di
Puskesmas Pauh Kambar pada Bulan Februari 2015
3. Untuk mengetahui gambaran
karakteristik pasien berdasarkan pola makan dengan prevalensi karies gigi di
Puskesmas Pauh Kambar pada Bulan Februari 2015
IV.
Manfaat
Penelitian
1. Manfaat
bagi Penulis
Untuk meningkatkan pengetahuan dan
mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama perkuliahan.
2. Bagi
institusi pelayanan kesehatan
Sebagai bahan masukan dan tambahan
informasi tentang prevalensi karies gigi berdasarkan karakteristik pasien dalam
kesehatan gigi dan mulut.
3. Bagi
pembaca
Dapat menambah pengatahuan tentang
prevalensi karies gigi berdasarkan karakteristik pasien.
V.
Ruang
lingkup penelitian
Ruang lingkup penelitian
ini tentang Gambaran karakteristik (usia,jenis kelamin,pola makan, oral
hygiene) pasien dengan prevalensi karies gigi di Puskesmas pauh kambar pada
bulan februari 2015.